Makalah Manajemen Pendidikan Pergerakan Hadiah dan Hukuman

MANAJEMEN
PENDIDIKAN
PENGGERAKAN:
HADIAH DAN HUKUMAN
Dosen
Pengampu : Dr. Rulam Ahmadi, M.Pd.
DISUSUN OLEH :
1. Ulfadilah (21701072045)
2. Minakhus Sania (21701072057)
3. Fedrik Andhika Firmansyah
(21701072067)
UNIVERSITAS
ISLAM MALANG
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat
Tuhan yang Maha Esa atas limpahan Rahmat dan Kasih-Nya, atas anugrah hidup dan
kesehatan yang telah kami terima, serta petunjuk-Nya sehingga memberi kemampuan
dan kemudahan bagi kami menyusun makalah ini.
Di dalam makalah ini kami selaku
penyusun hanya sebatas ilmu yang kami sajikan dengan materi “Penggerakan:
Hadiah dan Hukuman”. Dimana dalam materi tersebut ada beberapa hal yang bisa
kami pelajari.
Kami menyadari bahwa keterbatasan
pengetahuan dan memahami tentang materi “Penggerakan: Hadiah dan Hukuman”,
dengan keterbatasan kami pula untuk memberi penjabaran yang lebih dalam materi
ini, mohon dimaklumi apabila banyak kekurangan dan kesalahan dalam menyusun
makalah ini. Harapan kami, semoga makalah ini membawa manfaat bagi kita,
setidaknya untuk sekedar membuka cakrawala berfikir kita tentang bagaimana
“Penggerakan: Hadiah dan Hukuman”.
Tidak lupa ucapan terima kasih
kepada Bapak Dr. Rulam Ahmadi, M.Pd. selaku dosen pengajar mata kuliah
Manajemen Pendidikan, atas bimbingan dan dukungannya serta untuk teman-teman
yang senantiasa membantu bekerja sama.
Malang, 27 Maret 2019
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 2
1.3 Tujuan 2
BAB II PEMBAHASAN 3
2.1 Pengertian Penggerakan 3
2.2 Ciri-Ciri Penggerakan 4
2.3 Prinsip-prinsip Penggerakan 5
2.4 Teknik-Teknik Penggerakan 6
2.5 Langkah-Langkah Penggerakan 13
2.6 Hambatan-Hambatan Penggerakan 17
2.7 Penghargaan (Reward) dan Hukuman
(Punishment) 19
BAB III PENUTUP 23
3.1 Simpulan 23
DAFTAR RUJUKAN 25
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada zaman sekarang baik individu
maupun organisasi masih banyak yang belum mampu untuk menerapkan manajemen yang
baik. Dalam sebuah manajemen yang baik harus memiliki empat fungsi penting dari
Planning (perencanaan), Organizing (penempatan), Actuating
(pengarahan/penggerakan), dan Controlling (pengendalian). Salah satu fungsi
tidak berjalan dengan baik dapat mempengaruhi segala aspek manajemen.
Banyak individu maupun organisasi
yang tidak dapat melakukan pengarahan organisasi dengan baik. Pengarahan dalam
memotivasi tiap anggotanya dan berkomunikasi antar anggota maupun mengatasi
masalah yang ada di dalam organisasi. Pengetahuan tentang actuating
(penggerakan/pengarahan) dikalangan para remaja zaman sekarang harus
ditingkatkan. Pengetahuan tentang actuating pun penting untuk diketahui dan
dipelajari. Dengan dibuatnya makalah ini, diharapkan akan lebih meningkatkan
pengetahuan kita mengenai penjelasan tentang Actuating.
Pengarahan dalam ilmu manajemen
merupakan aspek hubungan manusiawi dalam kepemimpinan yang mengikat para
bawahan untuk bersedia mengerti dan menyumbangkan tenaganya secara efektif dan
efisien untuk mencapai sebuah tujuan. Directing bukan saja agar pegawai
melaksanakan atau tidak melaksanakan suatu kegiatan, tetapi dapat pula
berfungsi mengkoordinasi kegiatan berbagai unsur organisasi agar efektif
tertuju kepada realisasi tujuan yang ditetapkan sebelumnya. Salah satu fungsi
manajemen yaitu pengarahan atau actuating. Di dalam aspek pengarahan ini akan
timbul hubungan manusiawi dalam kepemimpinan yang mengikat bawahan untuk
bersedia mengerti dan menyumbangkan tenaganya secara lebih berdaya guna untuk mencapai
tujuan.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan larat belakang diatas,
maka kami merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apakah pengertian dari
Penggerakan dalam Pendidikan?
2. Apakah sajakah Ciri-Ciri
Penggerakan dalam Pendidikan?
3. Bagaimana Prinsip-prinsip
Penggerakan dalam Pendidikan?
4. Bagaimana Teknik-Teknik
Penggerakan dalam Pendidikan?
5. Bagaimana Langkah-Langkah
Penggerakan dalam Pendidikan?
6. Apa sajakah Hambatan-Hambatan
Penggerakan dalam Pendidikan?
7. Apakah pengertian dari Hadiah (Reward)
dan Hukuman (Punishment)?
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas,
adapun tujuan penulisan dari makalah ini, yaitu sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian dari
Penggerakan dalam Pendidikan.
2. Untuk mengetahui Ciri-Ciri
Penggerakan dalam Pendidikan.
3. Untuk mengetahui Prinsip-prinsip
Penggerakan dalam Pendidikan.
4. Untuk mengetahui Teknik-Teknik
Penggerakan dalam Pendidikan.
5. Untuk mengetahui Langkah-Langkah
Penggerakan dalam Pendidikan.
6. Untuk mengetahui
Hambatan-Hambatan Penggerakan dalam Pendidikan.
7. Untuk mengetahui pengertian dari
Hadiah (Reward) dan Hukuman (Punishment).
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Penggerakan
Penggeraakan merupakan salah satu
fungsi yang berhubungan dengan aktivitas manajerial dalam pelaksanaan tugas
execution. Penggerakan (actuating) adalah tindakan untuk memulai, memprakasai,
memotivasi dan mengarahkan, serta memengaruhi para pekerja mengerjakan
tugas-tugas untuk mencapai tujuan organisasi. Ensiklopedi Administrasi
sebagaimana diutip Ukas mengartikan penggerakan (actuating) sebagai sebagai
aktivitas pokok dalam manajemen yan mendorong dan menjuruskan semua bawaan agar
berkeinginan, bertujuan, serta bergerak untuk mencapai maksud-maksud yang hendak
dicapai dan merasa berkepentingan serta bersatu padu dengan rencana dan usaha
organisasi.
Terry (1997) mendefinisikan
penggerakan sebagai tindakan untuk mengusahakan agar semua anggota kelompok mau
dan berusaha sekuat tenagaa untuk mencapai tujuan organisasi dan tujuan para
anggota yang menyebabkan para anggota mau untuk mencapai tujuan-tujuan
tersebut. Kepala sekolah dalam lembaga pendidikan memiliki tugas menggerakan
semua warga sekolah (guru, staf, dan peserta didik) dalam rangka mencapai
tujuan pendidikan sekolah.
Fungsi penggerakan dalam manajemen
mencakup didalamnya adalah kepemimpinan, motivasi, komunikasi, dan
bentuk-bentuk lain dalam rangka memengaruhi seorang untuk melakukan sesuatu
guna mencapai tujuan organsasi. Kepemimpinan berfungsi sebagai pemberi arahan,
komando, dan pemberi serta pengambilan keputusan organisasi. Motivasi berguna
sebagai cara untuk menggerakkan agar tujuan organisasi tercapai. Sedangkan,
komunikasi berfungsi sebagai alat untuk menjalin hubungan dalam rangka fungsi
penggerakkan dalam orgaisasi.
Penggerakan sangat terkait dengan
penggunaan berbagai sumber daya organisasi. Oleh karenanya kemampuan memimpin,
memberi, memotivasi, berkomunikasi, dan menciptakan iklim serta budaya
organisasi yang ondusif menjadi kunci penggerakan.
2.2 Ciri-Ciri Penggerakan
Tujuan fungsi penggerakan menurut
Siagian (2005), adalah: (1) menciptakan kerja sama yang lebih efisien; (2)
mengembangakan kemampuan dan keterampilan; (3) membutuhkan rasa memiliki dan
menyukai; (4) mengusahakan suasana lingkungan yang meningkatkan motivasi dan
prestasi; dan (5) membuat organisasi berkembang secara dinamis. Pemimpin dalam
melaksanakan fungsi penggerakan dan agar berhasil dapat menjalankan pelaksanaan
manajemen yang baik dan berkesinambungan, hendaknya mampu memahami kondisi dan
situasi di dalam organisasi yang digerakkan. Pemimpin dalam menggerakan sebuah
organisasi, harus mampu bertanggung jawab terhadap semua keputusan yang
telah dibuat. Penggerakan dalam konteks manajemen diartikan sebagai kemempuan
seorang pemimpin untuk mempengaruhi dan menggerakkan orang lain agar rela,
mampu, dan mau melaksanakan kegiatan demi terapaina tujuan organisasi.
Adapun ciri-ciri penggerakan didalam
sebuah organisasi, yaitu: (1) upaya yang berlandaskan pengetahuan tentang
kepemimpinan yang baik; (2) mengacu pada perencanaan yang telah dibuat; (3)
adanya kemempuan untuk memimpin sebuah anggota organisasi; (4) semua
kegiatan-kegiatan organisasi diatur dengan baik; dan (5) memberikan bimbingan,
motivasi, dan pengarahan yang baik. Fungsi penggerakan erat kaitannya dengan
faktor motivasi manusia untuk memenuhi kebutuhannya. Hal ini dipertegas oleh
Siagian (2008:108) yang menyatakan bahwa motif para bawahan itu untuk
menggabungkan diri dengan organisasi adalah motif pemuasan kebutuhan. Jika
mengau pada pendapatnya Maslow, maka ada kebutuhan dasar manusia yang
terbentang dalam suatu garis kontinum dan berbentuk hierarki, dimulai dari
kebutuhan terbawah sampai dengan kebutuhan teratas. Maslow mengemukakan bahwa
di dalam diri semua manusia bersemayam lima jenjang kebutuhan yaitu psikologis,
keamanan, social, penghargaan, dan aktualisasi diri (Robbins, 2003:214)
2.3 Prinsip-prinsip Penggerakan
Penggerakan merupakan aktivitas
pokok dalam manajemen yang mendorong dan menjerumuskan semua bawahan agar
berkeinginan, bertujuan, serta bergerak untuk mencapai maksud-maksud yang
hendak dicapai dan merasa berkepentingan serta bersatu pasu dengan rencana dan
usaha organisasi. Penggerakan sebagai tindakan untuk mengusahakan agar semua
anggota kelompok mau dan berusaha sekuat tenaga untuk mencapai tujuan
organisasi dan para anggoota yang menyebabkan para anggota mau untuk mencapai
tujuan-tujuan tersebut. Usman (2009:249) menyatakan bahwa motivasi merupakan
salah satu alat atasan agar bawahan mau bekerja keras dan bekerja cerdas sesuai
dengan yang diharapkan.
Pengetahuan tentang pola motivasi,
dapat membantu manajer memahami sikap kerja para pegawai. Manajer dapat
menggerakkan pegawainya dengan cara yang berbeda-beda, sesuai dengan pola
masing-masing yang menonjol. Penggerakan sangat terkait dengan penggunaan
berbagai sumber daya organisasi. Oleh karena itu kemampuan pemimpin memberi
motivasi, berkomunikasi, dan menciptakan iklim, serta budaya organisasi yang
kondusif, menjadi kunci penggerakan. Penggerakan yang dilakukan oleh pemimpin
harus berpegang pada beberapa prinsip, yaitu: (1) prinsip mengarah pada tujuan;
(2) prinsip keharmonisan dengan tujuan; dan (3) prinsip kesatuan komando.
1. Prinsip Mengarah ada Tujuan
Tujuan pokok dari pengarahan nampak
pada prinsip yang menyatakan bahwa makin efektifnya proses pengarahan, akan
semakin besar sumbangan anggota terhadap usaha mencapai tujuan. Pengarahan
tidak dapat berdiri sendiri, artinya dalam melaksanakan fungsi pengarahan perlu
mendapatkan dukungan/bantuan dari faktor-faktor lain, seperti perencanaan,
struktur organisasi, tenaga kerja yang cukup, pengawasan yang efektif, dan
kemampuan untuk meningkatkan pengetahuan serta kemampuan anggota.
2. Prinsip Keharmonisan denan Tujuan
Orang-orang bekerja untuk dapat
memenuhi kebutuhannya yang tidak mungkin sama dengan tujuan perusahaan. Mereka
menghendaki demikian dengan harapan tidak terjadi penyimpangan yag terlalu
besar dan kebutuhan mereka dapat dijadikan sebagai pelengkap serta harmonis
dengan kepentingan perusahaan. Semua ini dipengaruhi oleh motivasi
masing-masing individu. Motivasi yang baik akan mendorong orang-orang untuk
memenuhi kebutuhannya dengan cara yang wajar. Sedang kebutuhan akan terpenuhi
apabila mereka dapat bekerja dengan baik, dan pada saat itulah mereka menyumbangkan
kemampuannya untuk mencapai tujuan organisasi.
3. Prinsip Kesatuan Komando
Prinsip kesatuan komando ini sangat
penting untuk menyatukan arah tujuan dan tanggung jawab para bawahan. Jika para
bawahan hanya memiliki satu jalur di dalam melaporkan segala kegiatannya dan
hanya ditujukan kepada satu piminan saja, maka pertentangan di dalam pemberian
intruksi dapat dikurangi, serta semakin besar tanggung jawab mereka untuk
memperoleh hasil maksimal.
2.4 Teknik-Teknik Penggerakan
Penggerakan merupakan proses mendorong
seseorang agar memiliki keinginan untuk melakukan tindakan-tindakan atau
sesuatu yang menjadi atau alasan seseorang dalam berperilaku. Penggerakan erat
kaitanya dengan dengan pemuasan kebutuhan seseorang, sehingga pemimpin
organisasi harus mengetahui kebutuhan para anggota organisasinya, dalam rangka
sebagai pertimbangan dan dasar pimpinan organisasi untuk memberikan
teknik-teknik penggerakan yang tepat atau sesuai dengan kondisi anggotanya.
Handoko (2009) menyatakan bahwa dalam fungsi penggerakan, terdapat beberapa
teknik penggerakan yang dapat dilakukan, yaitu: (1) memotivasi (motivating);
(2) bimbingan (guidance); (3) mengarahkan (directing); (4) koordinasi
(coordinating); (5) komando (commanding); (6) komunikasi (communicating); (7)
pemberian stimulus (stimulating); dan (8) memimpin (leading). Berikut ini akan
diuraikan teknik-teknik peggerakan tersebut.
1. Memotivasi (Motivating)
Motivasi merupakan kegiatan yang
mengakibatkan, menyalurkan, dan memelihara perilaku manusia. Motivasi ini
merupakan subjek yang penting bagi pemimpin agar dapat memengaruhi perilaku
bawahannya untuk dapat bekerja sesuai dengan yang diinginkan. Kemampuan
pemimpin untuk memotivasi, mempengarubhi, mengarahkan, dan berkomunikasi dengan
para bawahannya akan menentukan keefektifan kepemimpinannya. Hal ini berkenaan
dengan cara, bagaimana pemimpin dapat memotivasi para bawahannya agar
pelaksanaan kegiatan dan kepuasan kerja mereka meningkat. Motivasi bukan hanya
satu-satunyafaktor yang mempengaruhi tingkat prestasi seseorang. Dua faktor
lainnya yang terlibat adalah kemampuan individu dan pemahaman tentang perilaku
yang diperlukan untuk mencapai prestasi yang tiggi atau disebut persepsi
peranan.
Membangkitkan, mendorong, semangat,
dan inspirasi kepada staf sekolah untuk bertindak sehingga staf dalam bekerja
tanpa berat hati, professional, efektif, dan efisien. Kepala sekolah dalam
memberikan motivasi kepada staf dapat berbentuk ucapan pujian, insentif, gaji,
bonus, penghargaan, dan tunjangan yang berpedoman pada peraturan tertentu.
Motivasi, kemampuan, dan persepsi peranan adalah saling berhubungan. Jadi, bila
salah satu faktor rendah, makatingkat prestassi akan rendah, walaupun
faktor-faktor lainnya tinggi.
2. Bimbingan (Counseling)
Bimbingan adalah petunjuk atau
penjelasan cara mengerjakan sesuatu (Kamus Bahasa Indonesia, 2008:202). Kepala
sekolah memberikan pengarahan , sarana, dan nasihat kepada staf dalam bekerja
sehingga akan secara tidak sadar akan tercipta situasi kerja yang nyaman, tanpa
tekanan, dan staf merasa di perhatikan oleh kepala sekolah. Pemberian bimbingan
juga di berikan kepada siswa dengan berbagai kebutuhan dan permasalahannya.
Pemberian bimbingan kepada guru dan staf yaitu kegiatan supervise yang
menitikberatkan pada bantuan kepada guru dan staf dalam melaksanakan fungsi
kerja.
Memeberikan pengarahan, saran, dan
nasihat kepada orang lain dalam bekerja sehingga akan secara tidak sadar akan
tercipta situasi kerja yang nyaman, tanpa tekanan, dan orang tersebut merasa
diperhatikan. Bimbingan yang dimaksud adalah pemberian bimbingan dengan contoh
teladan. Untuk keberhasilan dalam pencapaian suatu tujuan diperlukan seorang
pemimpin yang professional, di mana ia memahami akan tugas dan kewajibannya
sebagai seorang pemimpin, serta melaksanakan perencanannya sebagai seorang
pemimpin. Hal ini dipertegas oleh finch dan McGough tang menyatakan bahwa tugas
serorang pemimpin adalah memberikan pengarahan atau bimbingan (Usman, 2008:248)
3. Mengarahkan (Directing)
Mengarahkan (directing) adalah
fungsi menejemen yang berhubungan dengan usaha memberi bimbingan, saran,
perintah-perintah atau intruksi kepada bawahan dalam melaksanakan tugas masing-
masing, agar tugas dapat dilaksanakan dengan baik dan benar- benar tertuju pada
tujuan yang ditetapkan semula. Mengarahkan adalah memberikan arahan dengan
petunjuk yang benar, jelas, dan tepat. Pengarahan harus dilihat dari segi
proses dan implementasinya, dimana proses implementasi program agar dapat
dijalankan oleh seluruh pihak dalam organisasi serta proses memotofasi agar
semua pihak tersebut dapat menjalankan tanggung jawabnya dengan penuh kesadaran
dan produktifitas yang tinggi.
Segala (2012) mengemukakan kegiatan
directing adalah: (1) memberikan dan menjelaskan perintah; (2) memeberikan
petunjuk menjalankan suatu gegiatan; (3) memberikan kesempatan meningkatkan
pengetahuan, keterampilan,/kecakapan, dan keahlian agar lebih efektif dalam
melaksanakan berbagai kegiatan organisasi; (4) memberikan kesempatan ikut serta
menyumbangkan tenaga dan pikiran untuk menunjukkan organisasi berdasarkan
inisiatif dan kreatifitas masing-masing; (5) memberikan koreksi agar setiap
personal melakukan tugas-tugasnya secara efisien. Sebagai pengarah para
pimpinan tersebut berada pada tingkat pimpinan eksekutif tertinggi pada
intitusi tersebut.
Kegiatan dalam fungsi pengarahan dan
implementasi mengandung tiga fungsi utama, yaitu: (1) mengimplementasikan
proses kepemimpinan, pembimbingan, dan pemberian motifasi pada bawahan agar
dapat bekerja secara efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan; (2)
memberikan tugan dan menjelaskan rutin mengenai pekerjaan; dan (3) menjelaskan
kebijakan yang ditetapkan. Fungsi pengarahan merupakan fungsi menejemen yang
sangat penting, sebab masing masing orang yang bekerja dalam sutau organisasi
mempunyai kepentingan yang berbeda-beda. Supaya kepentingan yang berbeda-beda
tersebut tidak saling bertabrakan satu sama lain, maka pemimpin organisasi
harus dapat mengarahkannya untuk mencapai tujuan organisasi.
4. Koordinasi (Coordinating)
Terry (1987) berpendapat
coordinating merrupakan sinkronisasi yang teratur dari usaha-usaha individu
yang berhubungan dengan jumlah, waktu, dan tujuan mereka, sehingga dapat
diambil tindakan yang serempak menuju sasaran yang ditetapkan. Mempersatukan
dan mengkorelasikan semua aktivitas agar tidak terjadi kekacauan, percekcokan,
kekosongan kegiatan, dengan jalan menghubungkan, menyelaraskan, den menyatukan
pekerjaan bawahan, sehingga terdapat kerjasama yang terarah dalam mencapai
tujuan itu, antara lain dengan memberi intruksi, perintah, mengadakan pertemuan
untuk memberikan penjelasan bimbingan atau nasihat, dan mengadakan coaching
atau pelatian dan bila perlu memberi teguran.
Koordinasi juga memiliki tujuan dan
manfaat, yaitu: (1) untuk mewujuadkan KISS (koordinasi, integrasi,
sinkronisasi, dan simplifikasi) agar tujuan organisasi tercapai secara efektif
dan efisien; (2) memecahkan konflik kepentingan berbagai pihak yang tekait; (3)
agar menejer pendidikan mampu mengintegrasi dan mensinkronkan pelaksanaan
tugas-tugasnya stakeholders pendidikan yang saling bergantungan, semakin besar
ketergantunga dari unit-unit, semakin besar pula kebutuhan akan
pengkoordinasian; (4) agar menejer pendidikan mampu mengkoordinasikan
pembangunan sector pendidikan dengan pengembangan sektor-sektor lainnya; (5)
agar menejer pendidikan mampu negintegrasikan kegiatan fungsional dinas
pendidikan dan tujuan-tujuan dari unit organisasi yang terpisah-pisah untuk
mencapai tujuan bersama dengan sumber daya yang terbatas secara efektif dan
efisien; (6) adanya pembagian kerja dimana semakin besar pembagian kerja,
semakin diperlukan pengkoordinasian/penyerasian sehingga tidak terjadi
duplikasi atau tumpeng-tindih pekerjaan yang menyebabkan pemborosan; (7) untuk
mengembangkan dan memelihara hubungan yang baik dan harmonis diantara
kegiatan-kegiatan, baik fisik maupun non fisik dengan stakeholders; (8) untuk
memperlancar pelaksanaan tugas dalam rangka mencapai tujuan pendidikan dengan
sumber daya pendidikan yang terbatas; (9) mencegah terjadinya konflik internal
dan eksternal sekolah yang kontra produktif; (10) mencegah terjadinya
kekosongan ruang dan waktu; dan (11) mencegah terjadinya persaingan yang tidak
sehat.
5. Komando (Commanding)
Komando (commanding) adalah fungsi menejemen
yang berhubungan dengan usaha memberi bimbingan, saran, perintah-perintah atau
intruksi kepada bawahan dalam melaksanakan tugas masing-masing, agar tugas
dapat dilaksanakan dengan baik dan benar-benar tertuju pada tujuan yang telah
ditetapkan semula. Komando merupakan fungsi menejemen yang dapat berfungsi
bukan saja pegawai melaksanakan atau tidak melaksanakan suatu kegiatan, tetapi
dapat pula berfungsi mengkoordinasikan kegiatan berbagai unsur organisasi agar
efektif tertuju kepada realisasi tujuan yang ditetapkan sebelumnya.
Komando adalah memberi perintah,
artinya mengatur dan membuat staf untuk melakukan pekerjaan. Seorang atasan
dalam memberi perintah, tidak bisa seenaknya, tetapi harus memperhitungkan
langkah-langkah dan resiko dari seriap langkah yang di ambil, karena setiap
keputusan dan langkah akan memberi pengaruh bagi organisasi.
6. Komunikasi (Communicating)
Komunikasi adalah suatu proses
dimana seseorang berusaha memberikan pengertian atau pesan kepada orang lain
melalui simbolis (Trisnawati dan Saefullah, 2010). Komunikasi bisa dilakukan
secara langsung maupun tidak langsung, dengan menggunakan berbagai berbagai
media komusikasi yang tersedia. Komunikasi langsung berarti komunikasi di
sampaikan tanpa penggunaan mediator atau perantara, sedangkan komunikasi tidak
langsung berarti sebaliknya. Berdasarkan pengertian di atas, maka komunikasi
memiliki beberapa elemen penting, yaitu komunikasi melibatkan orang-orang,
sehingga komunikasi yang efektif terkait dengan orang-orang dapat berinteraksi
satu sama lain secara lebih efektif.
Komunikasi berarti terjadinya
berbagai informasi atau pemberian informasi maupun pengertian (sharing
meaning), sehingga agar pemberian informasi maupun pengertian ini dapat
terjadi, maka pihak-pihak yang berkomunikasi perlu menyadari dan mengerti
berbagai istilah atau pengertian yang mereka gunakan dalam melakukan
komunikasi. Jika tidak, maka kemungkinan terjadinya salah persepsi dalam
komunikasi sanggat tinggi. Komunikasi melibatkan simbol-simbol, yang berarti komunikasi
dapat berupa bahasa tubuh, suara, huruf, dan angka sebagai bentuk simbolis dari
komunikasi yang dilakukan. Bentuk-bentuk komunikasi dalam organisasi berupa :
(1) komunikasi interpersonal; (2) komunikasi dalam berbagi bentuk jejaring
komunikasi; dan (3) pola komunikasi dalam struktur organisasi.
a. Komunikasi interpersonal
Komunikasi ini komunikasi yang
dilakukan antara seseorang dengan orang lain dalam sebuah organisasi.
Komunikasi interpersonal ini bisa dilakukan antar individu dalam satu bagian,
antar bagian dalam organisasi, antar bawahan, antar pimpinan, maupun antar
pimpinan dan bawahan. Terdapat dua bentuk komunikasi yang biasanya dilakukan
dalam komunikasi interpersonal ini, yaitu komunikasi lisan dan komunikasi
tulis.
b. Komunikasi dalam berbagai bentuk
jejaring komunikasi
Komunikasi pada dasarnya adalah
bentuk interaksi antara individu dalam kelompok maupun organisasi. Pada
praktiknya bentuk komunikasi yang dilakukan ternyata memiliki pola tersendiri,
sehingga memiliki semacam jejaring komunikasi (communication network) jejaring
komunikasi pada dasarnya merupakan pada bagaimana orang-orang dalam organisasi
saling berkomunikasi.
c. Pola komunikasi dalam struktur
organisasi
Pola komunikasi dalam struktur
organisasi adalah pola bagaimana setiap bagian-bagian dalam organisasi saling
berkomunikasi satu dengan yang lainnya, baik antar bagian yang tingkatan yang
sama (horizontal) maupun yang berbeda tingkatannya (vertical).
7. Pemberian stimulus (Stimulating)
Stimulating adalah memberi stimulus
atau rangsangan. Berarti merangsang dan mempengaruhi anggota untuk melaksanakan
tugas-tugas dengan antusias dan kemauan yang baik. Pemberian stimulus
berlandaskan pada teori pembentukan perilaku yang dikemukakan oleh skinner.
Lebih lanjut skinner menyatakan bahwa yang mempengaruhi dan membentuk perilaku
kerja disebut pembentukan perilaku (operant conditioning) atau disebut juga
behavior modification, positive reinforcement, dan Skinnerian conditioning
(Usman, 2009:265). Pendekatan ini didasarkan pada hukum pengaruh (law effect)
yang menyatakan bahwa perilaku yang diikuti dengan konsekuensi pemuasan,
cenderung diulang, sedangkan perilaku yang diikuti dengan konsekuensi hukuman,
cenderung tidak diulang. Sehingga perilaku individu di masa mendatang dapat diramalkan
atau dipelajari.
Adapun langkah-langkah penggerakan
berdasarkan pemberian stimulus dari kepala kepada sekolah kepada guru, adalah:
(1) kepala sekolah mempelajari keadaan guru. Kepala sekolah mencari dan
menemukan perilaku guru yang positif dan negatif. Perilaku positif akan
diperkuat dan perilaku negatif akan diperlemah; (2) memuat daftar penguat
positif. Kepala sekolah mencari perilaku yang lebih disukai oleh guru, perilaku
yang kena hukuman, dan kegiatan luar sekolah yang dapat dijadikan penguat
(reinforce); (3) memilih dan menentukan urutan tingkah laku yang dipelajari
serta jenis pengautnya; dan (4) membuat program stimulating, yang berisi urutan
perilaku yang dikehendaki, waktu penguatan, dan evaluasi.
8. Memimpin (Leading)
Allen (2009) menyatakan leading
merupakan pekerjaan yang dilakukan oleh seorang manajer sehingga menyebabkan
orang lain bertindak, meliputi: (1) mengambil keputusan; (2) mengadakan
komunikasi agar ada saling pengertian antara menejer dan bawahan; (3) memberi
semangat, inspirasi, dan dorongan kepada bawahan supaya mereka bertindak; (4)
memilih orang-orang yang menjadi anggota; dan (5) memperbaiki pengetahuan dan
sikap-sikap bawahan agar mereka terampil dalam usaha mencari tujuan yang telah
ditetapkan.
Sedangkan menurut Herujito
(2006:2002-203) factor-faktor yang mempengaruhi keefektifan pimpinan adalah:
(1) kepribadian dan pengalaman masa lampau pemimpin, semakin lama pengalaman
memimpin maka akan lebih matang ; (2) harapan dan perilaku pemimpin; (3)
kebutuhan tugas; (4) karakteristik penghargaan dan perilaku bawahan; (5) iklim
budaya, dan kebijakan organisasi; (6) harapan dan perilaku rekanan atau mitra
juga akan mempengaruhi keberhasilan dan keefektifan seorang pemimpin.
2.5 Langkah-Langkah Penggerakan
Langkah-langkah pergerakan harus
dilakukan dengan cara yang efektif, agar diperoleh hasil yang maksimal.
Langkah-langkah yang efektif mencakup beberapa hal, yaitu (1) memberikan
penjelasan pada setiap orang yang ada dalam organisasi, yaitu penjelasan
mengenai tujuan yang harus dicapai; (2) Setiap orang harus menyadari , memahami
serta menerima dengan baik tujuan tersebut; (3) Menjelaskan mengenai filsafat
dari organisasi; (4) Pimpimpinan menjelaskan kebijakan-kebijakan yang ditempuh
oleh organisai dalam usaha mencapainya tujuan (5) Setiap orang harus mengerti
struktur organisasi; (6) Setiap orang harus menjalani peranan apa yang
diharapkan oleh pimpinan organisasi dengan baik. Sehingga prasarana dan fungsi
setiap orang harus jelas; (7) Menekankan pentingnya kerjasama dalam
melaksanak-melaksanakan kegiatan; (8) Pengertian; (9) Memberikan penghargaan
serta pujian kepada pegawai yang cakap dan teguran serta bimbingan kepada orang
yang kurang mampu kerjanya (10) Menyakin setiap orang bahwa dengan bekerja baik
dalam organisasi tujuan pribadi orang-orang tersebut akan tercapai semaksimal
mungkin.
Pergerakan terdiri dari beberapa
langkah-langkah yang mempunyai peranan penting dalam proses pergerakan yaitu :
(1) Motivasi; (2) Pembimbingan; (3) Penjalinan hubungan; (4) Penyelenggaraan
Pemberian komunikasi; dan (5) pengembangan atau peningkatan pelaksana.
Faktor-faktor yang diperlukan dalam penggerakan, adalah: (1) Kepemimpinan
(leadership); (2) Sikap dan moral (attitude and morale); (3) tata hubungan
(commonication); (4) Perangsang (incentive); (5) supervisi (supervisition); dan
(6) disiplin (didcipline)
1. Kepemimpinan (leadership)
Handoko mengemukan kepemimpinan
adalah kemampuan yang dimiliki seseorang untuk mempengaruhi orang-orang lain
agar bekerja mencapai tujuan dan sasaran. Kepemimpinan menyangkut orang lain
bawahan, kepemimpinan menyangkut pembagian kekuasaan yang tidak seimbang
diantara para pemimpin dan anggotanya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi
keefektipan pemimpin dalam pergerakan, adalah:
a. Keperibadian dan pengalaman
pemimpin. Seorang pemimpin itu selalu berkelakuan kurang lebih sama yaitu tidak
melakukan tindakan yang edentik sams dalam setiap stuasi yang dihadapi.
Pemimpin harus mengambil langkah yang tepat untuk suatu masalah.
b. Harapan dan perilaku pemimpin.
Diketahui bahwa bagaimana pemimpin berperilaku akan sangat berpengaruh terhadap
roda organisasi yang mana tingakah laku tersebut akan banyak dipengaruhi oleh
latar belakang pengetahuan, nilai-nilai dan pengalaman mereka.
c. Kebutuhan terhadap tugas . tugas
pemimpin tersebut akan berhasil dengan baik apabila setiap pemimpin memahami
akan tugas yang harus dilaksanakan
d. Kerakteristik, harapan dan
prilaku bawahan mempengaruhi terhadap gaya pimpinan.
2. Sikap dan moral (attitude and
morale)
Sikap adalah suatu alat memandang
hidup, suatu cara berpikir, berperasaan dan bertindak. Oleh karena itu sikap
kepemimpinan akan berbeda-beda sesuai dengan pola kehidupannya. Sehingga
pemimpin juga merupakan sebagai seni, karena kepemimpinan dapat dipelajari,
tetap dalam penerapannya berbeda antara satu dengan yang lain sesuai dengan
krateristik orang tersebut. Sikap adalah perbuatan berdasarkan pada pendirian
dan keyakinan (kamus bahasa indonesia, 2008:1346). Sedangakan moral adalah (1)
Ajaran tentang baik buruk yang diterima umum mengenai perbuatan, sikap, dan
kewajiban; akhlak; budi pengerti; susila; (2) kondisi mental yang membuat orang
tetap berani, menghadpi bahaya; isi hati atau keadaan perasaan sebagaimana
terungkap dalam perbuatan (Kamus Bahasa Indonesia, 2008:971).
3. Tata Hubungan (Communication)
Komunikasi membantu perencanaan
managerial dilaksanakan dengan efektif, pengorganisasian managerial dilakukan
dengan efektif, penggerakan managerial diikuti dengan efektif dan pengawasan
diterapkan dengan efektif. Cara melakukan komunikasi dalam manajemen ada
beberapa macam, yaitu: (1) komunikasi intern, yaitu komuniaksiyang dilakukan
dalam organisasi itu sendiri baik antara atasan dengan atasan atau bawahan
dengan bawahan atau antara atasan dengan bawahan atau sebaliknya; (2)
komunikasi ekstern, yaitu komunikasi yang dilakukan keluar organisasi; (3)
komunikasi horizontal, yaitu komunikasi yang dilakukan baik intern maupun
ekstern antar jabatan yang sama; dan (4) komunikasi vertikal, yaitu komunikasi
yang dilakukan dalam intern organisasi antara atasan dan bawahan atau
sebaliknya dalam suasana formil.
4. Perangsang (Incentive)
Insentif ialah sesuatu yang
menyebabkan atau menimbulkan seseorang bertindak. Insentif yang di sini dapat
berupa incentive payment, tambahan penghasilan dapat berupa uang atau barang
yang dibeerikan untuk meningkatkat semangat kerja. Asumsi yang dikembangkan
ialah jika organisasi ingin meningkatkan kinerja pegawai, maka organisasi harus
memberikan atau memenuhi kebutuhan dasar dari pegawai, sehingga pegawai akan
bekerja dengan tenang, tanpa memikirkan pemenuhan kebutuhan-kebutuhannya,
karena organisasi sudah memenuhi kebutuhannya. Jika kebutuhan pegawai
terpenuhi, maka diharapkan para pegawai dapat bekerja melaksanakan
tugas-tugasnya dalam rangka mencapai tujuan organisasi.
5. Supervisi (Supervision)
Supervisi ialah kegiatan pengurusan
dalam tingkatan organisasi dimana anggota menajemen dan bukan anggota manajemen
saling berhubungan secara langsung. Tugas supervisor dengan demikian cukup
berat, karena harus dapat menemukan kesalahan-kesalahan dan memperbaikinya,
serta memberi petunjuk untuk menyelesaikan sesuatu pekerjaan dan memberi
nasihat-nasihat kepada pegawai yang mengalami kesulitan. Supervisi dalam bidang
pendidikan, merupakan sebagai bantuan yang berwujud layanan profesional yang
dilakukan oleh kepala sekolah, penilik sekolah, dan pengawas serta supervisi
lainnya kepada guru, dalam rangka memperbaiki dan mengembangkan kegiatan
pembelajaran, untuk meningkatkan proses dan hasil belajar peserta didik.
Fungsi utama supervisi adalah
perbaikan dan peningkatan kualita pembelajaran serta pembinaan pembelajaran
sehingga terus dilakukan perbaikan pembelajaran (Sahertian, 2000:131).
Supervisi bertujuan mengembangkan situasi kegiatan pembelajaran yang lebih baik
ditujukan pada pecapaina tujuan pendidikan sekolah, membimbing pengalaman
mengajar guru, menggunakan alat pembelajaran yang modern, dan membantu guru
dalam menilai kemajuan peserta didik. Purwanto (2003:86-87) mengemukakan fungsi
supervisi menyangkut dalam bidang kepemimpinan, hubungan kemanusiaan pembinaan
proses kelompok, administrasi personil, dan bidang evaluasi.
6. Disiplin (Discipline)
Disiplin ialah latihan pikiran,
perasaan, kehendak, dan watak untuk melahirkan ketaatan dan tingkah laku yang
teratur. Jenis disiplin ada dua, yaitu (1) self imposed discipline (disiplin
yang timbul dengan sendirinya); dan (2) command discipline (disiplin
berdasarkan perintah). Pada dasarnya sistem penggerakan dimulai pada diri
pemimpin sendiri seorang pemimpin harus berusaha secara pribadi untuk
mengembangkan kerja sama secara harmonis dan terarah dengan pihak lain, tanpa
kesediaan dan kemampuan kerja sama itu sulit baginya untuk menggerakkan orang
lain.
Jika mengacu pada langkah-langkah
penggerakan yang efektif maka kepala sekolah sebagai manajer pendidikan, harus
memperhatikan langkah-langkah tersebut. Langkah-langkah penggerakan yang
efektif bagi menajemen sekolah, adalah: (1) kepala sekolah merangsang guru dan
personal sekolah lainnya untuk melaksanakan tugas dengan antusias dan kemauan
yang baik untuk mencapai tujuan dengan penuh semangat; (2) kepala sekolah
cenderung mempunyai hubungan dengan bawahan yang sifatnya mendukung (support)
dan meningkatkan rasa percaya diri menggunakan kelompok membuat keputusan; (3)
kepala sekolah merencanakan cara untuk memungkinkan guru, tenaga kependidikan
dan personal sekolah lainnya secara teratur mempelajari seberapa baik ia telah
memenuhi tujuan sekolah yang spesifik dapat meningkatkan mutu sekolah; (4)
penggerakan yang dilakukan kepala sekolah tersebut dapat berupa pengakuan dan
pujian atas prestasi kerja personal sekolah, karena ancaman atas kesalahan yang
dilakukan oleh para personalnya hanya akan berdapak buruk terhadap manajemen
sekolah; dan (5) sanksi hanya akan diberikan jika betul-betul ada bukti dan
tidak mungkin lagi untuk dibina, jauh lebih efisien membentuk perilaku guru,
tenaga kependidikan, dan personal sekolah lainnya dengan menghargai hasil yang
positif dan memberi motivasi ke arah yang positif pual.
2.6 Hambatan-Hambatan Penggerakan
Penggerakan memiliki tujuan untuk
mendorong dan menjuruskan pekerja agar mengerjakan tugas sesuai dengan tujuan
organisasi yang telah ditetapkan. Merangsang anggota melaksanakan tugas-tugas
dengan antusias dan kemauan yang baik. Menggerakkan merupak kemampuan membujuk
orang-orang mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan dengan penuh semangat.
Berdasarkan pengertian tersebut, dapat diketahui bahwa tujuan penggerakan
adalah; (1) menciptakan kerja sama yang lebih efisien; (2) mengembangkan
kemampuan dan keterampilan staf; (3) menumbuhkan rasa memiliki dan menyukai
pekerjaan; (4) mengusahakan suasana lingkungan kerja yang meningkatkan motivasi
dan prestasi kerja staf; dan (5) membuat organisasi berkembang secara
dinamis.
Beberapa penghambat dalam menjalankan
penggerakan, adalah: (1) kurangnya keahlian dalam menggunakan manajemen; (2)
beragam-ragam dalam memutuskan sesuatu; (3) tidak adanya kerjasama yang kompak;
(4) tidak menepati janji fungsi-fungsi penggerakan; (5) tidak adanya dana serta
fasilitas yang terbatas dapat menghasilkan kedisiplinan dan kesetiaan dari
anggota organisasi; (6) kurangnya komunikasi di dalam organisasi; (7) tidak
bisa membaca karakteristik setiap anggotanya; dan (8) kurangnya rasa
solidaritas yang tinggi.
Kepala sekolah perlu memahami
hambatan-hambatan dalam melaksanakan fungsi penggerakan di sekolahnya. Sehingga
kepala sekolah juga perlu memahami prinsip-prinsip fungsi penggerakan di
sekolah yaitu; (1) merencanakan cara dan langkah-langkah untuk mewujudkan
tujuan-tujuan, untuk mencapai suatu tujuan organisasi tujuan yang dikehendaki
harus jelas, karena semakin tujuan tersebut jelas maka semakin mudah terlihat
dan makin tepat program-program yang disusun untuk mencapai tujuan itu; (2)
mengalokasi baik sumber daya maka masing-masing tahu tugas dan tanggung
jawabnya; (3) program-program yang disusun harus sinkron dengan tujuan yang
ditentukan; (4) memotivasi dan menstimulir kegiatan anggota, sehingga mereka
dapat melaksanakan tugasnya dengan sebaik-baiknya; (5) harus ada koordinasi terhadap
komponen yang melaksanakan kegiatan atau program (setiap anggota dan tiap
satuan tugas), sehingga tenaganya dapat didayagunakan seefektif mungkin; dan
(6) menilai keefektifan program dan pelaksanaan kegiatan atau program, apa
tujuan-tujuan yang ditentukan sudah tercapai atau belum dan menilai pertumbuhan
kemampuan anggota.
2.7 Penghargaan (Reward) dan Hukuman
(Punishment)
A. Pengertian dan Fungsi dari
Penghargaan (Reward)
Penghargaan (Reward) adalah sebuah
bentuk apresiasi kepada suatu prestasi tertentu yang diberikan, baik oleh dan
dari perorangan ataupun suatu lembaga yang biasanya diberikan dalam bentuk
material atau ucapan. Dalam organisasi ada istilah insentif, yang merupakan
suatu penghargaan dalam bentuk material atau non material yang diberikan oleh
pihak pimpinan organisasi perusahaan kepada karyawan agar mereka bekerja dengan
menjadikan modal motivasi yang tinggi dan berprestasi dalam mencapai
tujuan-tujuan perusahaan atau organisasi.
Ada tiga fungsi penting dari
penghargaan yang berperan besar bagi pembentukan tingkah laku yang
diharapkan:
• Memperkuat motivasi untuk memacu
diri agar mencapai prestasi
• Memberikan tanda bagi seseorang
yang memiliki kemampuan lebih
• Bersifat Universal
B. Pengertian dan Fungsi Hukuman
(Punishment)
Hukuman (punishment) adalah sebuah
cara untuk mengarahkan sebuah tingkah laku agar sesuai dengan tingkah laku yang
berlaku secara umum. Dalam hal ini, hukuman diberikan ketika sebuah tingkah
laku yang tidak diharapkan ditampilkan oleh orang yang bersangkutan atau orang
yang bersangkutan tidak memberikan respon atau tidak menampilkan sebuah tingkah
laku yang diharapkan. Dalam menjalankan organisasi diperlukan sebuah aturan dan
hukum yang berfungsi sebagai alat pengendali agar kinerja pada organisasi
tersebut dapat berjalan dengan baik. Jika aturan dan hukum dalam suatu
organisasi tidak berjalan baik maka akan terjadi konflik kepentingan baik antar
individu maupun antar organisasi.
Pada beberapa kondisi tertentu,
penggunaan hukuman dapat lebih efektif untuk merubah perilaku pegawai, yaitu
dengan mempertimbangkan: Waktu, Intensitas, Jadwal, Klarifikasi, dan
Impersonalitas (tidak bersifat pribadi). Untuk mengembangkan suatu program yang
menggunakan hukuman secara efektif.
Ada tiga fungsi penting dari hukuman
yang berperan besar bagi pembentukan tingkah laku yang diharapkan:
• Membatasi perilaku. Hukuman
menghalangi terjadinya pengulangan tingkah laku yang tidak diharapkan.
• Bersifat mendidik.
• Memperkuat motivasi untuk
menghindarkan diri dari tingkah laku yang tidak diharapkan.
Sedangkan aturan dan hukum berfungsi
sebagai suatu alat pengendali agar suatu kinerja dalam suatu organisasi
tersebut dapat berjalan dengan baik.
C. Masalah yang muncul dalam
Perusahaan mengenai Reward dan Punishment.
Dalam lingkungan perusahaan aturan
yang berlaku pada setiap elemen yang berada dalam suatu perusahaan atau
organisasi memiliki tanggung jawab yang sama atas tugasnya masing-masing.
Seperti halnya pegawai dan manajer, pegawai bertanggung jawab atas tugasnya
sebagai oprasional dalam suatu perusahaan. Dan manajer bertanggung jawab
sebagai pengendali operasional, dengan tingkat propesional tertentu yang telah
memiliki tugasnya masing-masing, tanpa harus mencampuri tugas dari pegawai
sebagai operasional. Dengan hal itu berdirinya suatu perusahaan tidak lepas
dari pemikiran para pendiri perusahaan yang telah mengetahui kekurangan dan
kelebihan perusahaannya, pemimpin perusahaan harus bisa memanage pegawainya dengan
aturan yang diberlakukan. Karenanya pemimpin perusahaan harus memiliki konsep
untuk memberikan penghargaan maupun hukuman kepada anggotanya. Dimana
penghargaan tersebut dimaksudkan untuk memberikan motivasi kepada pegawainya
dengan sama rata, dan hukuman diberikan dengan maksud untuk memberikan
perhatian kepada pegawainya agar bekerja secara aktif dan profesional. Namun
pada prakteknya, para pemimpin perusahaan tidak terlalu mengertikan pegawainya
bekerja sesuai waktu dan komposisinya. Kasus seperti inilah yang sekarang
sering terjadi dalam lingkungan perusahaan, yang membuat anggota perusahaan
tersebut mengambil resiko keluar dari aturan perusahaan tanpa memikirkan
hukuman yang akan menimpanya.
D. Tata cara mengurangi
penyalahgunaan Reward dan Punishment.
Ada beberapa cara yang dapat
mengurangi tingkat kesalahan pegawai, maupun pemimpin dalam sistem pemberian
penghargaan dan hukuman. Cara mengurangi tingkat kesalahan pegawai yang dapat
dilakukan oleh pemimpin perusahaan:
1. Pemimpin perusahaan memberikan
peringatan lisan kepada pegawainya yang melakukan kesalahan
2. Teguran keras diberikan jika
pegawainya tetap melakukan kesalahan yang sama
3. Memberikan peringatan tertulis
4. Pengurangan tanggung jawab
5. Pergantian posisi jabatan
6. Penurunan pangkat
7. Penundaan peningkatan
gaji/promosi jabatan
8. Serta pemberhentian kerja
Dari kesalahan pegawai, pemimpin
perusahaan pun bisa saja melakukan kesalahan terhadap pegawainya, maka pegawai
dapat menuntut penghargaan dari sang pemimpin, seperti:
1. Meminta Hak atas upah yang
adil
2. Memohon kenaikan gaji
3. Memohon hak istimewa bila
sewaktu-waktu pegawai melakukan pekerjaan yang dapat memajukan perusahaan
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Penggerakan (actuating) adalah
tindakan untuk memulai, memprakasai, memotivasi dan mengarahkan, serta
memengaruhi para pekerja mengerjakan tugas-tugas untuk mencapai tujuan
organisasi.
Adapun ciri-ciri penggerakan didalam
sebuah organisasi, yaitu: (1) upaya yang berlandaskan pengetahuan tentang
kepemimpinan yang baik; (2) mengacu pada perencanaan yang telah dibuat; (3)
adanya kemempuan untuk memimpin sebuah anggota organisasi; (4) semua
kegiatan-kegiatan organisasi diatur dengan baik; dan (5) memberikan bimbingan,
motivasi, dan pengarahan yang baik.
Penggerakan yang dilakukan oleh
pemimpin harus berpegang pada beberapa prinsip, yaitu: (1) prinsip mengarah
pada tujuan; (2) prinsip keharmonisan dengan tujuan; dan (3) prinsip kesatuan
komando.
Teknik-Teknik penggerakan yang dapat
dilakukan, yaitu: (1) memotivasi (motivating); (2) bimbingan (guidance); (3)
mengarahkan (directing); (4) koordinasi (coordinating); (5) komando
(commanding); (6) komunikasi (communicating); (7) pemberian stimulus
(stimulating); dan (8) memimpin (leading).
Pergerakan terdiri dari bebeeapa
langkah-langkah yaang mempunyai peranan penting dalam proses pergerakan yaitu :
(1) Motivasi; (2) Pembimbingan; (3) Penjalinan hubungan; (4) Penyelenggaraan
Pemberian komunikasi; dan (5) pengembangan atau peningkatan pelaksana.
Beberapa penghambat dalam
menjalankan penggerakan, adalah; (1) kurangnya keahlian dalam menggunakan
manajemen; (2) beragam-ragam dalam memutuskan sesuatu; (3) tidak adanya
kerjasama yang kompak; (4) tidak menepati janji fungsi-fungsi penggerakan; (5)
tidak adanya dana serta fasilitas yang terbatas dapat menghasilkan kedisiplinan
dan kesetiaan dari anggota organisasi; (6) kurangnya komunikasi di dalam
organisasi; (7) tidak bisa membaca karakteristik setiap anggotanya; dan (8)
kurangnya rasa solidaritas yang tinggi.
Penghargaan (reward) adalah sebuah
bentuk apresiasi kepada suatu prestasi tertentu yang diberikan, baik oleh dan
dari perorangan ataupun suatu lembaga yang biasanya diberikan dalam bentuk
material atau ucapan. Hukuman (punishment) adalah sebuah cara untuk mengarahkan
sebuah tingkah laku agar sesuai dengan tingkah laku yang berlaku secara umum.
DAFTAR
RUJUKAN
Gunawan, Imam., dan Benty, Djum Djum
Noor. 2017. Manajemen Pendidikan: Suatu Pengantar Praktik. Bandung: Alfabeta.
Hidayat, Ahmad. 2011. Penghargaan
(Reward) dan Hukuman (Punishment).
http://ahmadcirebon.blogspot.com/2011/11/penghargaan-reward-dan-hukuman.html?m=1
(diakses 26 Maret 2019).
Kurniadin, Didin., dan Macchali,
Imam. 2014. Manajemen Pendidikan: Konsep dan Prinsip Pengelolaan Pendidikan.
Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Oktavia, Senny. 2016. Makalah Fungsi
Managemen : Actuating (Penggerakan). http://sennyoktavia28.blogspot.com/2016/09/makalah-fungsi-managemen-actuating.html
(diakses 22 Maret 2019).
Post a Comment for "Makalah Manajemen Pendidikan Pergerakan Hadiah dan Hukuman"